OLIK F3:...
15 Agustus 2015...
RENUNGAN UNTUK KITA SEMUA KETIKA MENDAPAT CELAAN... semoga bermanfat...
Al Muhasibi dalam kitabnya Al Washaya menekankan mengenai keutamaan ridha terhadap celaan dan kata-kata pedas seseorang terhadap kita. Justru ketika kebanyakan orang kesal ketika mendapat cacian, maka yang perlu kita lakukan adalah berusaha menyukai peristiwa itu dan melakukan pendekatan kepada Allah. Jadilah kita sebagai orang yang berbeda dengan kebanyakan orang (yang biasanya akan marah dan tidak suka dengan celaan)
dengan cara berusaha untuk ridha, sabar dan tidak marah karena itu akan memberi kebaikan. Bahkan kita perlu meneliti kedalam diri karena diri kita pun masih banyak kekurangan.
Kita disarankan untuk menghindar dari benci terhadap pencela karena orang yang benci pada pencela adalah orang yang sombong, merasa tidak layak mendapat celaan. Padahal sombong adalah salah satu sifat yang sangat tidak disukai Allah.
Sebenarnya, pencela ini punya keutamaan.
PERTAMA , ia sayang dan bermaksud memberi nasehat. Tidak baik jika kita marah terhadap orang yang sayang itu.
KEDUA, dia memang hanya ingin mencela perbuatan kita yang memang patut dicela. Tak apa, hindarkan marah, jangan berbuat buruk kepadanya karena akan memburukkan kita dunia akherat, dekatkan diri kepada Allah.
KETIGA, orang yang mencela walaupun kita tidak seperti yang dia katakana itu. Orang itu sebenarnya telah mencelakakan dirinya sendiri. Jika kita tidak marah namun ridha, justru dosa-dosa kita insyaAllah diampunkan-Nya dan akan ada limpahan pahala sebagai ganjaran kesabaran kita.
Seorang pencela, biasanya cenderung terpuaskan bila kita sampai marah dan sampai memohon pada Allah tentang kehancuran dia. Sebaiknya sikap kita adalah memaafkan, mendo’akan dia supaya Allah meluruskannya, menyadarkan dan menganugerahinya rahmat. Ingatlah bahwa kesalahan orang itu terhadap kita jauh lebih kecil dibandingkan kesalahan kita kepada Allah. Jika kita bisa
bersikap demikian, insyaAllah kebaikan yang banyak tercurah untuk kita. Jadi justru kita mendapat manfaat dari “musuh” kita itu.
Seorang ahli ibadah justru lebih menyukai cacian daripada pujian karena cacianlah yang justru memberi manfaat bagi kehidupan di akherat. Sedangkan pujian, sering mencelakakan kita karena sering menimbulkan kekotoran hati dan merusakkan amalan. Ia akan sekuat tenaga menghilangkan rasa suka ketika dipuji dan sekuat tenaga menyayangi orang yang mencelanya, tidak mendendam bahkan mencukupi kebutuhan pencelanya.
Ahir kata dari saya... OLIK F3 mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga kita semua... khususnya diri saya pribadi, dapat mengambil manfaat dari apa-apa yang saya posting, walau kebanyakan hanya kopy paste dari hasil pencarian di google...
Dengan keterbatasan ilmu agama saya, hanya itu yang dapat saya perbuat untuk kebaikan, dan saya mohon disetiap ada postingan dari saya di grup BANI MS... mohon selalu di koreksi, kalau-kalau ada yang salah, dan apa bila ada yang merasa tersinggung dengan postingan saya, saya sekali lagi, mohon maaf yang sebesar-besarnya, mungkin itu hanya kebetulan saja.
Dunia dipenuhi filosofi tak terbatas. Begitu juga kita, makhluk kecil nan lemah yang terlampau hina untuk mendongakkan kepala ke atas. Dan itu malah membuat kita tambah menyadari bahwa kehinaan manusia telah melekat pada dirinya sejak lahir, bahkan sejak bumi belum diciptakan.
Mungkin dengan sedikit menyumbangkan kata dari berjuta filosofi itu membuat sedikit hidup kita lebih bermakna; bagi diri sendiri, terlebih bagi orang banyak.
Dan saya menyadari, bahwa hidup kita tak lama. Karena dunia ini hanya persinggahan yang fana. Yang tak ada kebahagiaan kekal di dalamnya. So, mari selami diri kita yang masih manusia. Wassalam... olik f3...
BIL BASITH:...
Sippp a.., yg tiap hari dihina dicerca dicap sesat bisa sj malah 'asyiq ma'syuq tenggelam dlm memuji Allah yg Maha Mengatur" krena stiap kali sholat dia mmbaca dr hati bacaan "Alhamdulillahi Robbil 'alaamiin.. seluruh pujian hnya utk Allah yg mengatur siapa yg menghina & yg dihina".
Renungan sore hari...
"Mustahil musholli menghina mu'min yg lain sdangkan dia serius mmbaca assalsmu 'alaina wa 'ala 'ibadillahish sholihin..
"Mustahil yg sholatnya benar dia rajin mencari kesalahan mu'min lain klo dia benar2 mmbaca assalamu'alaina wa 'ala 'ibadillahish sholihin
Mustahil yg dholatnya benar dia selalu salahfaham dngan mu'min yg lain terlebih dengan orangtua kita..
Mustahil yg sholatnya benar klo dia masih bingung tntang takdir karena distiap sholat mmbaca Alhamdulillah Robbil 'alamiin & di akhir sholat jg memujiNYA dngan FIL 'ALAMIINA INNAKA HAMIDUN MAJIID.
Setiap klimat dalam sholat isinya & efeknya harusnya dahsyat..
Musholli yg benar2 musholli sibuk mmperbaiki ilmu & akhlak diri agar saat mmbaca "inni wajjahtu wajhiya dst dia merasa sudah ikhtiar mmperbaiki diri.. saat mmbaca tasbih dia teringat dzolimnya diri..